Wednesday, 29 March 2017

Makalah tentang Filsafat Bisnis


KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah tentang Filsafat ini dapat tersusun dengan baik. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Bisnis.

            Kami sampaikan terimakasih kepada dosen kami Bapak Nana Supriatna, Spd. Mpd dan semua pihak yang senantiasa membantu demi kelancaran makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pungutan liar filsafat. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan. Semoga makalah ini mendapat perhatian dan bermanfaat bagi mahasisiwa dan pembaca pada umumnya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

           

Banjar, 22 Februari 2017



Penulis








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN                                                                                         1

1.1  Latar Belakang                                                                                                1

1.2  Rumusan Masalah                                                                                           1         

1.3  Tujuan                                                                                                             1

BAB II PEMBAHASAN                                                                                         2

2.1  Pengertian Filsafat                                                                                         2

2.2  Metode Filsafat                                                                                             3

2.3  Objek Filsafat                                                                                               3

2.4  Fungsi Filsafat                                                                                               4

2.5  Kegunaan Filsafat                                                                                         4

2.6  Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat                                                                           5

2.7  Sifat-Sifat DasarFilsafat                                                                               6

2.8  Cabang-CabangFilsafat                                                                                 7

2.9  Ruang Lingkup                                                                                              9

BAB III PENUTUP                                                                                               11

3.1  Kesimpulan                                                                                                   11

3.2  Saran                                                                                                              11

                   DAFTAR PUSTAKA



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata filsafat. Namun, apakah kita mengerti mengenai filsafat itu sendiri? Banyak orang yang belum mengetahui makna sesungguhnya filsafat, padahal filsafat merupakan ilmu yang sangat penting karena merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Selain itu banyak pula yang belum mengetahui mengenai ruang lingkup atau objek filsafat yang sangat berkaitan erat dengan pengertian filsafat itu sendiri.

      Filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kemudian berkembang sedemikian rupa menjadi semakin rasional dan sistematis. Filsafat merupakan upaya pemikiran dan penyelidikan secara mendalam atau radikal (sampai ke akar persoalan), sehingga  banyak masalah pokok yang perlu dibahas dan dipecahkan.

1.2  Rumusan Masalah

        1.      Apa pengertian filsafat?

        2.      Apa saja objek filsafat?

        3.      Apa fungsi filsafat?

        4.      Apa cirri-ciri pemikiran filsafat?

        5.      Apa pentingnya filsafat bagi manusia?


1.3  Tujuan Penulisan

       1.      Untuk mengetahui pengertian filsafat

2.   Untuk mengetahui objek filsafat

       3.      Untuk mengetahui fungsi dari filsafat

       4.      Untuk mengetahui cirri-ciri pemikiran filsafat

       5.      Untuk mengetahui pentingnya filsafat










BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Filsafat

      Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “shopia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam dan shopia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara etimologis, filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan.filsafat adalah pandangan tentang duni dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat adalah suatu ilmu atau metode berpikir untuk memecahkan gejala-gejala alam dan masyarakat. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan tepat untuk solusi tertentu.

      Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi filsafat menurut beberapa ahli :

         1.      Plato (477 SM-347 SM).

            Ia seoarang filsuf yunani terkenal, gurunya aristoteles, ia sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapaikebenaran yang asli.

        2.      Aristoteles (381 SM-322 SM)

            Filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalmnya ilmu-ilmu: metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

        3.      Marcus Tulius Cicero (106 SM-43 SM)

            Seorang politikus dan ahli pidato romawi merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.

        4.      AL-Farabi (wafat 950 M)

            Seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

        5.      Rene Deskartes

            Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia.

        6.      Poedjawijanto

            Filsafat adalah ilmu (tentang segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya.

        7.      Sidi Gazalba

            Filsafat adalah system kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasl dari berpikir secara radikal, sistematis dan universal.

            Jadi, filsafat ialah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia

2.2  Metode Filsafat

      Metode filsafat diantaranya adalah :

     Ø  Metode kritis : metode yang menganalisa istilah dan pendapat yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.

     Ø  Metode intuitif : metode yang menggunakan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan untuk mencapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.

     Ø  Metode skolastik : metode bersifat sintesis-dedukatif yang bertitik tolak dari definisi-definisi yang jelas untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan.

     Ø  Metode metamatis : metode yang menganalisa mengenai hal-hal kompleks yang dicapai intuisi akan hakikat-hakikat itu didedukasikan secara metamatis segala pengertian lainnya.

     Ø  Metode empiris : metode yang menggunakan pengalaman-pengalaman nyata untuk kemudian disusun bersama secara geometris.

     Ø  Metode transcendental : metode yang bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis yang disertai syarat-syarat terentu.

     Ø  Metode dialektis : metode yang mengikuti dinamika pikiran atau alam sendiri, menurut triade tesis dan anitesis dicapai hakikat kenyataan.

      Ø  Metode fenomenologis : metode yang menggunakan jalan beberapa pemotongan sistematis refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat.

    Ø  Metode neopositifitis : metode yang memahami kenyataan menurt hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-atuaran pada ilmu pengetahuan positif.

    Ø  Metode analitika bahasa : metode yang menggunakan jalan analisis pemakian bahasa sehari-hari yang ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofi.

2.3  Objek Filsafat

    1.      Objek Material Filsafat

Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal diselidiki, di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mnecakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak, menurut Drs. H.A Dardiri bahwa objek material adalah sgala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu:

a)      Ada yang bersifat umum (ontology), yakni ilmu yang menyelidiki tentang yang ada pada umumnya.

b)      Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi) dan alam (kosmologi)

      2.      Objek Forma Filsafat

Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau dari sudut mana objek material itu di sorot.

Contoh: objek materialnya adalah manusia  dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbede-beda sen=hingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia diantaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.

2.4  Fungsi Filsafat

      Menurut radhakrisnan , tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan masa dimana kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif menetapkan nilai, menempatkan tujuan, menetukan arah, dan menunutun ka jalan baru.

      Menurut maksum, fungsi filsafat adalah untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan hidup menghadapi pengaruh-pengaruh kemajuan dan gaya hidup meterialisme, melepaskan kungkungan kegelisahan dan ketidakbermaknaan (unmeaning purpose of life).

2.5  Kegunaan Filsafat

      Dengan belajar filsafat diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah juga cakrawala pandang yang semakin luas. Sehingga dapat membantu penyelesaian masalah yang akan kita hadapi dengan cara yang lebih bijaksana. Agar terlatih berfikir serius agar mampu memahami filsafat.

      Dasar dari semua tindakan adalah ide. Sesungguhnya filsafat didalmnya memuat ide-ide yang frudemental. Ide-ide itulah yang akan membawa manusia kearah suatu kemampuan untuk merentang kesadarannya dalam segala tindakan. Ada beberapa pentingnya filsafat bagi manusia, yaitu :

       1.      Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri sendiri.

       2.      Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri.

       3.      Memberikan dasar dasar pengetahuan kita, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan.

      4.      Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahui kebenaran-kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri.

      5.      Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mepunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah memberika dasar dasar dari ilmu=ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya: ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa dan sebagainya.

            Filsafat memiliki 3 tahap nilai kegunaan, yaitu compassion, happiness, dan profit.

      1.      Compassion (kepedulian diri) berarti peduli terhadap derita orang lain atau diri sendiri.

      2.      Happiness (bahagia/kebahagiaan). Kebahagiaan adalah suatu pernyataan mental yang ditandai oleh kondisi kejiwaan positif, yakni tercapainya suatu kepuasan dan kenyamanan.

      3.      Profit (keuntungan) adalah jumlah uang yang anda dapat dari hasil penjualan dalam jangka waktu tertentu tetapi sudah anda kurangi dengan biaya-biaya pengeluaran seperti biaya produksi, gaji pegawai, listrik dan lain-lain.

Compassion dan happinessadalah langkah awal dalam menerapkan filsafat. Pertama, kita merasakan keharuan, ikut merasakan menderita, saling membangkitkan semangat untuk menolong. Lalu kita merasa bahagia karena telah hasil dari compassion itu sendiri. Dan selanjutnya kita mendapatkanprofit dari apa yang teah dilakuakan. Contohnya, Di suatu daerah terpencil warganya sangat susah mendapatkan bahan makanan dengan harga murah. Lalu suatu perusahaan penyedia bahan makanan merasa haru dan mulai dan mulai membangun took bahan makanan disana dengan harga yang cocok untuk warga disana. Sehingga kebutuhan mereka terpenuhi dan si perusahaan mendapat keuntungan yang besar, yaitu uang dan pahala. Walaupun banyak praktisi bisnis yang mendoktrin bahwa compassion itu tidak menguntungkan. Itu sama sekali salah! Karena compassion membuat bisnis kita bertahan lebih lama dan memiliki pengaruh yang luas. Compassionate sangat harus diterapkan dalam bisnis. Karena compassionate berhubungan dengan konsumen. Maksudnya, dalam berbisnis, yang kita tuju adalah bagaimana menarik konsumen. Dengan menerapkan compassionate ini, perusahaan akan dapat dicintai oleh konsumen dan masyarakat sekitar. Karena pada dasarnya compassionate itu tidak hanya memikirkan keuntungan sendiri, tapi juga lingkungan sekitar. Menurut Chade – Meng orangyang memiliki compassion akan berkembang dalam tiga hal, yakni secara afaktif (kemampuan merasakan penderitaan orang lain), kognitif (kemampuan untuk memahami secara tepat makna penderitaan orang lain), dan motivasional (kemampuan untuk menolong orang yang memiliki kesulitan). Orang sperti ini adalah sosok pemimpin yang amat dibutuhkan dalam bisnis. Orang yang memiliki compassion akan memilih bekerja samadaripada berkompetisi. Ia akan memiliki inisiatif tinggi, sekaligus kreatif didalam mnejalankan tugasnya.

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah:

    1.      Sebagai dasar dalam bertindak

    2.      Sebagai dasar dalam mengambil keputusan

    3.      Untuk mengurang salah paham dan konflik

    4.      Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

2.6  Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat

      Semua manusia hidup yang normal senantiasa ditandai dengan kegiatan yang khas yaitu berpikir. Kegiatan berpikir inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Namun tidak setiap kegiatan berpikir disebut dengan kegiatan berfilsafat. Demikian juga kegiatan secara kefilsafatan bukan hanya merenung atau kontenplasi belakang yang tidak ada sangkut pautnya dengan realitas, namun berpikir secara kefilsafatan senantiasa berkaitan dengan masalah manusia dan bersifat actual dan hakiki. Maka suatu kegiatan berfikir secara kefilsafatan pada hakikinya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

       1.      Berpikir kritis

            Suatu kegiatan berfikir secara kefilsafatan senantiasa bersifat kritis yaitu senantiasa mempertanyakan segala sesuatu, problem-problem, atau hala-hal yang lain. Sifat kritis ini juga mengawali perkembangan ilmu pengetahuan modern.

      2.      Bersifat konseptual

            Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi daripengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berfikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatanbebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan pemikiran.

     3.      Kohereh (runtun)

            Berfikir secara koheren dan konsisten. Artinya, berfikir sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir dan tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berfikir secara runtut

     4.      Bersifat menyeluruh (komprehensif)

            Berfikir secara komprehensif (menyeluruh). Berfikir secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan

     5.       Bersifat universal

            Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.

     6.       Bersifat terdalam

            Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.

    7.       Bersifat sistematis

            Sistematik artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu

     8.      Bertanggungjawab

            Bertanggungjawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.

2.7  Sifat-Sifat Dasar Filsafat

      Sifat dasar filsafat terdiri dari lima bagian, yaitu:

1.       Berfikir radikal

            Berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Pemikir yang radikal tidak pernah terpaku hanya pada satu fenomenatertenti, ia tidak akan berhenti pada satu jawaban tertentu.dengan berfikir radikal, filsafat berupaya untuk menemukan jawaban dari akar permasalahn yang ada.

            Filsafat berupaya mencari hakikat yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berpikir radikal bukan berarti hendak mengubah, membuang, atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan berupaya berpikir secara mendalam, untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radiakal justru berupaya memperjelas realita melalui penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri. Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas akan tetapi berupaya mencari keseluruhan.

2.       Berpikir rasional, artinya berpikir secara logis, sistematis dan kritis.

            Berpikir logis adalah bukan sekedar menggapai penegrtian-pengertian yang dapatditerima oleh akalsehat akan tetapi juga agar sanggup menarik kesimpulan danmengambil keputusan yang dapat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis juga menuntut pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang sistematis adalah eangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa sisertai pemikiran yang logis-sistematis dan koheren tidak mungkin dicapai kebenaan yang bisa dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis artinya menjaga kemauan untuk terus menerus mengevaluasi argumentasi yang mengklaim dirinyaadalah benar. Seseorang yang berpikir kritis tidak akan mudah meyakini suatu kebenaran begitu saja tanpa dasar menguji keabsahan kebenaran tersebut.

3.        Mencari asas

            Dalam memandang keseluruhan realitas filsafat senantiasa berusaha mencari asas yang paling hakiki dari keselueuhan realitas. Mencari asas berarti berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas tersebut dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas.

4.        Mencari kebenaran

            Filusuf pada dasarnya adalah seorang pemburu kebenaran yang diburunya merupakan kebenaran hakikat tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan, maka dapat dikatakan bahwa berfilsafat artinya memburu kebenaran tentang segala sesuatu. Yang namanya kebenaran itu sendiri harus bisa dipertanggungjawabkan. Artinya, kebenaran harus selalu terbuka untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Oleh karenya dapat dikatakan bahwa kebenaran dalam artian filsafat tidak pernah bersifat mutlakdan final akan tetapi selau bergerak dari satu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti.

5.         Mencari kejelasan

            Filsafat muncul sala satunya disebabkan karena adanya keraguan. Untuk mengatasi keraguan tersebut maka dibutuhkan yang namanya kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa filsafat artinya berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas

2.8  Cabang-Cabang Filsafat

            Ada terdapat beberapa cabang filsafat, salah satunya adalah filsafat bisnis, yaitu ilmu yang menerapkan filsafat dalam bisnis. Bisni tidak hanya memerlukan ilmu akuntansi, administrasi, manajemen saja, tapi bisnis juga memerlukan filsafat. Tujuannya adalah agar bisnis menjadi sarana orang untuk memperoleh hidup yang berkualitas. Berkualitas disini tidak hanya soal materi, tetapi juga soal karakter dan kebahagiaan manusia. Didalmnya banyak analisis soal kepemimpinan, kreativitas, keterlibatan, pertumbuhan kesadaran dan sebagainya. Maka dari itu, bisnis yang dijalankan akan lebih menguntungkan baik bagi internal maupun eksternal perusahaan.

Aristoteles membagi filsafat kepada tiga bidang studi, yaitu:

    1.      Filsafat spekulatif atau teoretis, yakni suatu cabang filsafat yang bersifat obyektif. Termasuk di dalamnya adalah filsafat metafisika, biopsikologi dan sebagainya. Tujuan utama filsafat ini adalah pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri.

    2.      Filsafat praktis, yakni filsafat yang memberi petunjuk dan pedoman bagi tingkah laku manusia yang baik dan sebagai mana mestiya, termasuk di dalamnya adalah etika dan politik. Sasaran terpenting bagi filsafat praktis ini adalah membentik sikap dan perilaku yang akan memampukan manusia untuk bertindak dalam terang pengetahuan itu.

     3.      Filsafat produktif, yaitu pengetahuan atau filsafat yang membimbing dan menuntun manusia menjadi produktif lewat suatu keterampilan khusus, termasuk di dalamnya adalah kritik sastra, retorika dan estetika. Adapun sasaran utama yang hendak dicapai lewat filsafat ini adalah agar manusia sanggup menghasilkan sesuatu, baik secara teknis maupun secara puitis dalam terang pengetahuan yang benar.

Sementara Will Durant membagi studi filsafat kepada lima cabang, yaitu:

    1.      Logika, yakni studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, intropeksi, deduksi dan induksi, hipotesis dan eksperimen serta analisis dan sintesis.

    2.      Estetika atau disebut juga filsafat seni, yakni filsafat yang membahas tentang bentuk ideal dan keindahan.

     3.      Etika, yaitu filsafat tentang studi perilaku ideal.

    4.      Politika, yaitu studi tentang organisasi sosial yang ideal, yakni tentang monarki, aristokrasi, anarkisme dan sebagainya.

     5.       Metafisika, metafisikan ini terdiri dari ontologi, filsafat psikologi dan epitemologi.

Masih banyak lagi pembagian filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf, namun pada umumnya sekarang dibagi pada enam cabang utama yaitu:

     1.      Epistemologi

            Epistemologi merupakan cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan.epistemologi adalah bidang studi filsafat yang mempersoalkan hal-ihwal pengetahuan yang meliputi antar lain bagaimana memperoleh pengetahuan, sifat hakikat pengetahuan dan kebenaran pengetahuan. Dari persoalan-persoalan yang dikemuakakan oleh epistemilogi itu terkandung nilai, yaitu berupa jalan atau metode penyelidikan kearah tercapainya pengetahuan yang benar.

            Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode  dan validasi pengetahuan. Jadi, pernyataan mengenai apakah obyek kajian ilmu dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa dicapainya serta kebenaran obyektif, subyektif absolut dan relatif merupaka lingkup dan medan kajian epistemologi.

     2.      Metafisika

            Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata meta dan physika. Meta berarti sesudah, selain atau sebaiknya dan physika  berarti nyata atau alam. Jadi metafisika dapat diartikan dibalik alam semesta atau selain yang nyata. Ditinjau dari sgi filsafat secara menyeluruh, metafisika adalah ilmu yang memikirkan atau membahas hakiakt sesuatu dibalik alam nyata. Metafisika biasanya dibagi menjadi;

a.       Metafisika umum atau ontology

            Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan itu dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampakkan atau penampilan eksistensi itu. Dalam hal ini ada tiga teori ontologi yang terkenal, yaitu idealisme, materialisme, dualisme.

b.      Metafisika khusus

Kosmologi            : pembicaraan atau ilmu tentang alam semesta dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas.

Teori metafisik     : mempersoalkan eksistensi Tuhan, yang dibahas secara terlepas dari kepercayaan agama.

c.       Filsafat antropologi

            Filsafat antropologi adalah bagian metafisika khusus, yang berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan sebagaimana adanya, baik menyangkut esensi, eksistensi, status maupun relasi-relasinya.

     3.      Logika

            Logika adalah istilah yang dibentuk dari bahasa Yunani logikos yang berasal dari kata benda logos, artinya sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal pikiran, percakapan dan bahasa. Jadi secara etimologi logika berarti suatu pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Dengan demikian bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lirus (tepat).

            Logika adalah cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal dan prosedur-prosedur normatif serta kriteria yang shahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapaat dipertanggungjawabkan secara rasional. Logika terbagi kepada beberapa macam, antara lain logika naturalis, logika ilmiah, logiak artificialis atau tradisional seta logika firmal dan logika material.

     4.      Etika

            Etika (dalam Islam dikenal akhlak) adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Mempelajari etika bertujuan untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tgertentu. Etika biasanya disebut ilmu pengetahuan normatif, sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk.

    5.       Estetika

            Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan masalaa seni (art) dan keindahan (beauty). Estetika merupakan studi filsafat yang mempersoalkan atau menkaji hal-ikhwal nilai keindahan.

            Tiga persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah:

1.      Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh metafisika

2.      Apakah yang dapat saya ketahui? Pertanyaan ini dikupas oleh epistemology

3.      Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas oleh atroplogi filsafat

2.9  Ruang Lingkup

      Bidang garapan filsafat ilmu terutam diarahkan kepada komponen-komponen yang menjaditiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Ontologi Ilmu

Meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheran dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “ada” itu (being sein, het zijn).paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, paham dualism, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada akhirnya menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.

Epistemology Ilmu

Meliputi sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana akan kita pilih.  Akal (verstand), akal budi (vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, meruakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik seperti rasionalisme, empirisme, kritisme atau rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukan pula bagaimana kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolak ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.

Akslologi Ilmu

Meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normative dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan social, kawasan simbolik atau pun fisik-material, lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukan oleh aksiologi ini sebagai suatu condition sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun didalam menerapkan ilmu. Dalam perkembangan filsafat ilmu juga mengarahkan pandangannya pada strategi pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristic. Bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja keguanaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan.















BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

      Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalan, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat). Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikan, sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendakilah pikir yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam, baik yang berasal dari dalam dirinya atau diluarnya.

3.2  Saran

      Dengan terselesainya makalah ini, diharapkan manusia mulai berfilsafat, maksudnya berpikir dengan teliti dan teratur untuk memecahkan problem-problem dan memandang permasalahannya dari sudut yang hakiki. Maka dari itu pada hakekatnya, filsafat mengemukakan pandangan-pandangan yang bersifat akar dari ilmu yang lain. Namun disamping itu antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain terdapat kesamaan-kesamaan sifat, yaitu bahwa semuanya tertarik pada pengetahuan dan masing-masing adalah lapangan yang mengadakan pemeriksaan dan penemuan, mempunyai objek, metode penelitian dan sistem. Sehingga filsafat merupakan induk dari pengetahuan.
















DAFTAR PUSTAKA

https://firmansyam22.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-pengertian-filsafat.html?m=1

http://islammakalah.blogspot.co.id/p/pengertian-filsafat_30.html?m=1

https://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/materi-lain/pembelajaran/makalah-filsafat/

https://van88.wordpress.com/pengertian-subjek-objek-dan-pentingnya-filsafat/

http://materifilsafat.blogspot.co.id/?m=1

https://www.google.co.id/amp/www.kompasiana.com/amp/annisa.fitriyenti/critical-review-filsafat-bisnis_55299231f17e61ad07d623fd?client=ms-android-samsung

https://rumahfilsafat.com/2011/05/02/filsafat-bisnis/


1 comment: